Pemateri: Muhammad Kautsar, S.Psi, M.Si (Angkatan 2009)
Tempat: Masjid Al-Ikhlas, Jatipadang, Pasar Minggu
Tema: Ghirah Islam
Notulis: Muthiah Hakim (Angkatan 2016)
Isi Resume:
Yang harus diterapkan dalam setiap agenda yang kita ikuti adalah husnuzhan, ikhlas, dan interaktif.
Menu hari ini:
Informasi -> kepercayaan -> ghirah
Informasi
Dahulu masyarakat Arab masih menyembah berhala dan percaya dewa-dewi. Mereka percaya ada suatu hal ghaib yang mengatur. Maka Islam adalah suatu hal yang baru. Agama yang turun ke muka bumi ini lewat Rasulullah. Sebuah informasi yang benar-benar baru. Diperlukan selang waktu sebagai proses untuk meyakini dan percaya bahwa informasi yang didapat Rasulullah adalah benar.
Kepercayan
Proses kepercayaan adalah proses timbulnya keyakinan, dalam hal ini adalah terhadap wahyu Allah. Sampai pada akhirnya kepercayaan ini sudah kuat setelah 3 tahun berdakwah secara diam-diam, Rasulullah mengumpulkan semua orang dan menyampaikan bahwa ada Dzat yang mengatur dan Rasulullah adalah utusan dari Allah SWT. Saat menyampaikan dakwahnya, ada orang yang menerima tetapi ada pula yang menolak. Dan dari kedua sisi pasti akan menunjukkan ghirahnya.
Aktivitas dakwah yang disampaikan oleh setiap orang adalah menyampaikan semua informasi dari Allah dan Rasul-Nya tanpa terkecuali. Iman seseorang yang mempercayai dan meyakini Islam secara keseluruhan akan tumbuh dengan sendirinya apabila melihat Islam secara utuh.
Ghirah
Ghirah: sebuah kecemburuan.
“Tidak ada yang lebih cemburu melebihi Allah,…” (HR Bukhari & Muslim).
Sering diistilahkan bahwa ghirah membawa semangat.
Ibnu Qayyim berkata: “Hal yang pokok dari agama ini adalah ‘ghirah’, maka siapa yang tidak memiliki ghirah berarti ia tidak memiliki agama”
Apabila seseorang cemburu, artinya dia telah melewati tahap cinta. Orang yang cinta akan sesuatu, pasti akan cemburu apabila terjadi sesuatu padanya. Tetapi, bagaimana orang dapat cemburu apabila dia tidak cinta terlebih dahulu?
Ghirah seperti apa yang seharusnya muncul dan dilakukan sebagai seorang muslim?
– Semangat yang menggelora karena tidak mau dihina, diremehkan, atau kehormatannya dikurangi. Dia akan menjunjung tinggi Islam.
– Imam Ibnu Qayyim menjelaskan cemburu itu ada dua macam: cemburu karena Islam & cemburu terhadap Islam.
– Cemburu karena Islam:
Semangat yang menggelora dan marah jika Islam itu diremehkan haknya, direndahkan kehormatannya, dan mendapat gangguan dari pihak lain. Semangat yang menggelora itulah yang menciptakan “ketersinggungan” orang yang jatuh cinta pada Islam terhadap pihak lain yang juga mencintai Islam. Mereka cemburu dan berusaha agar Allah menjadikan dirinya sebagai prioritas. Hal seperti itulah yang menyebabkan mereka cemburu dan berusaha agar Allah menjadikan dirinya sebagai prioritas.
Agama Islam bukanlah agama individual yang bertujuan agar masing-masing pengikutnya selamat. Namun, Islam adalah agama sosial yang membentuk komunitas solid yang bertujuan akhir untuk menciptakan lingkungan positif yang Islami. Hal ini yang ingin dicapai oleh orang-orang yang mempunyai ghirah. Semangatnya bukan hanya untuk individu. Namun, dakwahnya adalah untuk menyebarkan keshalehan sosial.
Posisi kita hari ini tidak hadir begitu saja. Namun, kita terlahir atas jerih payah perjuangan Nabi Muhammad SAW dan sahabat-sahabatnya yang telah berkorban terlebih dahulu. Mereka telah menunjukan nilai ghirah Islam mereka. Masih ada banyak hal bagi kita untuk dipelajari dan diungkap, sebelum kita dapat mencapai jenjang sahabat Rasulullah.
Seseorang yang sudah memiliki nilai ghirah, akan selalu mencoba mendalami ajaran Rasulullah. Mereka yang merasa cukup untuk belajar, maka perlu dipertanyakan ghirah-nya mereka. Apabila kita lihat hari ini ghirah Islam adalah sebuah hal yang berbeda pada masing-masing orang. Ada yang terfokus pada kelompok, individu, dll.
Orang yang memiliki nilai ghirah islam, tidak akan mudah terpengaruh oleh “tipu daya dunia”. Mereka yang sudah memiliki rasa cemburu yang tinggi, tidak akan membiarkan saudara seagama mereka terlantar, tidak akan membiarkan kemalasan membunuh rasa ingin tahu mereka, tidak akan membiarkan waktu membuat akal mereka berkarat. Ketika orang-orang ini sudah mempunyai semangat yang luar biasa, pengembangan agama Islam akan maju jauh lebih hebat lagi.
MARI BERDISKUSI
(red: peserta dibagi menjadi 2 kelompok, ikhwan dan akhwat)
Ada berbagai kondisi Islam di dunia.
Kita berada di fase ke-4. Manusia yang Islam banyak, namun tak punya kekuatan. Dalam konteks hari ini kita hidup di negara mayoritas muslim. Apa yang bisa kita lakukan untuk Islam agar kita sampai pada fase ke-5, dimana Islam berjaya?
Pada zaman Muhammad Al-Fatih, telah dijanjikan bahwa akan ada pasukan yang meruntuhkan Konstantinopel, lalu beliau berusaha agar menjadi bagian tersebut. Lalu apa yang bisa kita lakukan?
Menurut pendapat Ikhwan:
Dengan memberi dan meningkatkan informasi yang banyak, meningkatkan ukhuwah atau rasa ikatan sesama muslimin, menularkan semangat ghirah kepada orang di sekitar kita dengan dakwah agar sepemahaman dan ghirah.
Menurut pendapat Akhwat:
Melahirkan dan menjaga generasi baru, mengubah paradigma materialistis, meningkatkan minat dan menyediakan alternatif agar orang-orang mau memperdalam Islam melalui cara konvensional, dan menyatukan seluruh kekuatan muslim.
Bagi mereka yang punya ghirah yang luar biasa, maka mereka dapat melihat Islam secara utuh. Perlu merealisasikan usaha agar bisa mencapai fase ke-5 dalam Islam.
Oleh karena itu, kita harus bisa terus memantapkan diri kita agar nilai ghirah Islam dalam diri kita terjaga dan menjadi semakin besar sehingga kita bisa memajukan Islam dan mencapai fase ke-5 dalam Islam.
Menjadikan Allah dan Rasul-Nya sebagai bagian dalam kehidupan kita
Sesungguhnya ini merupakan hal yang mudah untuk diucapkan tetapi menjadi sebuah tantangan untuk diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Bagi mereka yang dapat memprioritaskan Allah dan Sunnah-sunnah Rasul-Nya serta berhasil mengesampingkan dunia hanya untuk Allah, adalah orang-orang yang sungguh luar biasa.
Seorang muslim harus sadar bahwa hidupnya tidak akan berakhir setelah kematian, sehingga mereka harus selalu memikirkan tentang kehidupan yang akan datang. Hanyalah seorang muslim yang memiliki rencana akan kehidupannya di akhirat. Sedangkan orang lain ingin memiliki kehidupan dunia yang nyaman. Mereka memiliki visi yang berbeda jauh. Karena akhirat tidak sesederhana kehidupan dunia.
Bagi mereka yang mengikuti perintah Rasulullah padahal mereka tidak pernah melihat dan bertemu Rasulullah, sungguh orang yang seperti ini akan dimasukkan ke dalam surga terlebih dahulu.